Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy akan segera melakukan koordinasi bersama kementerian / lembaga terkait penyaluran bantuan bagi para korban banjir di sekitaran Ibukota. Bantuan yang dibutuhkan mencakup sembako, pakaian, selimut, dan juga perlengkapan sekolah.
Menindak lanjuti ini menindaklanjuti kunjungan langsung Menko PMK Muhadjir ke lokasi pengungsian korban banjir yang bertempat di Aula Perkumpulan Yaskum Indonesia, Kembangan, Jakarta Barat. Pada kesempatan itu, ia mewakili pemerintah memberikan bantuan kepada para korban di pengungsian yang membantu lebih dari seribu jiwa atau sekira 200 hingga 300 kepala keluarga.
Menko PMK mengatakan bahwa perencanaan koordinasi bukan hanya dilakukan untuk percepatan penanganan korban banjir di Jakarta, namun demikian, seluruh wilayah terdampak bencana di Indonesia.
“Ini kan bukan hanya masalah Jakarta, nanti semua daerah akan terlihat seperti kita perlakukan sama. Segera dengan Kepala BNPB kita akan membahas wilayah terdampak banjir lainnya di luar Jakarta,” katanya didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Deputi bidang Koordinasi Kemenangan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Dody Usodo HGS.
Lebih lanjut, Kementerian Sosial akan bertanggung jawab tentang penyaluran bantuan sembako. Kementerian Kesehatan mengeluarkan menanggulangi masalah potensi penyakit yang umum terjadi saat banjir yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare, dan penyakit kulit.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menemukan ini adalah yang terbaik untuk penyaluran peralatan sekolah termasuk seragam.
“Tinggal nanti kita akan pantau sudah efektif penyalurannya,” imbuh Muhadjir.
Selain itu, Menko PMK juga dapat diakses langsung Air Manggarai guna mengetahui perkembangan status dan kondisi terkini pintu air. Pasalnya, hal itu akan sangat menentukan masalah dini yang harus dilakukan agar bisa meminimalisir dampak bencana banjir.
Kepala BNPB Doni Monardo menyebut, melalui data yang disampaikan saat ini ada 3 (tiga) unit eksavator dan 15 unit dump truck yang selalu siap membawa bahan pembawa sampah ke wilayah pembuangan akhir. Selain itu, para petugas tim dari TNI / Polri, Basarnas, dan para relawan sudah bersiaga membantu para korban sembari menyalurkan bantuan.
“Kita juga harus mengingatkan seluruh masyarakat yang ada di seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) mengizinkan data yang sudah berulangkali disampaikan BMKG curah hujan tinggi, maka kawasan ini harus segera dikosongkan,” imbau Doni.
Para pejabat atau pemimpin daerah juga diharap untuk mendukung bertahan hidup di tempat-tempat yang berjarak
dengan bibir sungai masih dekat. Dikhawatirkan sekonyong-konyong air bah bisa datang dan tidak ada peluang untuk menyelamatkan diri.
“Saudara-saudara kita ini biasanya bertahan di rumah karena takut hartanya nanti akan kecurian dan sebagainya. Harta penting tetapi harus memahaminyawa lebih penting lagi,” pungkasnya.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga pukul 06.00 WIB sebelumnya, jumlah pengungsi di Ibukota mencapai 64 ribu jiwa dan masih mungkin berubah (dinamis). Sementara jumlah korban jiwa, Doni mengaku masih belum bisa menjawab.