Memahami Istilah “New Normal”

Laman Kompas.ID pada tanggal 04 April 2020 menampilkan tulisan yang berjudul: “Pembatasan Sosial, Langkah Awal Menuju The New Normal”. Kemudian pada tanggal 27 April 2020 CNBC Indonesia TV menampilkan video yang berjudul “Menanti ‘New Normal’ Usai Pandemi”. Dalam video yang berdurasi sekitar 3 menit itu ditampilkan pula pernyataan dari Hermawan Kartajaya (Founder & Chairman MarkPlus Tourism): “Kita ini lagi new normal, nanti next normal, kemudian baru masuk post normal di tahun 2022”.  Banyak orang yang masih awam dengan istilah ‘New Normal’ tersebut. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan ‘New Normal’ ?

Istilah ‘New Normal’ pertama kali digunakan oleh Roger McNamee, “seorang investor teknologi,” yang mengulas dalam sebuah artikel oleh Polly LaBarre berjudul “The New Normal” di majalah Fast Company pada tanggal 30 April 2003. Menurut Roger McNamee, yang menciptakan istilah, ‘New Normal’ atau Normal Baru adalah suatu waktu dimana kemungkinan besar Anda bersedia bermain dengan aturan baru untuk jangka panjang. Dalam ‘New Normal’ atau Normal Baru, lebih penting untuk melakukan hal-hal yang benar daripada menyerah pada tirani urgensi.

Menurut Wikipedia bahwa ‘New Normal’ adalah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang mengacu pada kondisi keuangan setelah krisis keuangan 2007-2008 dan setelah resesi global 2008-2012. Istilah ini muncul dari konteks mengingatkan kepercayaan para ekonom dan pembuat kebijakan bahwa ekonomi industri akan kembali ke cara terbaru mereka setelah krisis keuangan 2007-2008. Istilah ‘New Normal’ sejak saat itu telah digunakan dalam berbagai konteks lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal telah menjadi biasa.

Pada tahun 2019-2020 saat pandemi virus corona atau Covid-19 melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia, frasa ‘New Normal’ mengacu pada perubahan perilaku manusia setelah pandemi ini, dimana para dokter di Sistem Kesehatan Universitas Kansas mengantisipasi bahwa pandemi virus corona atau Covid-19 ini akan mengubah kehidupan sehari-hari bagi kebanyakan orang. Ini termasuk membatasi kontak orang-ke-orang, seperti jabat tangan dan pelukan. Selain itu, menjaga jarak dari orang lain, secara umum, kemungkinan akan bertahan.

Dalam laman TheGuardian.com tanggal 18 April 2020 menampilkan tulisan berjudul: “Saat Covid-19 telah selesai dengan kita, apa yang akan menjadi New Normal?” Dalam tulisan tersebut menyatakan sementara pandemi terus membalikkan dunia, kesadaran baru mulai muncul pada kita. Seperti yang dikatakan oleh analis teknologi Ben Evans: “Kita semua online sekarang, dan, sama pentingnya, kita semua bersedia menggunakan ini untuk setiap bagian dari kehidupan kita, jika Anda dapat menemukan pengalaman yang tepat dan model bisnis. Hari ini, siapa pun akan melakukan apa saja secara online.”

Selama dan pasca pandemi Covid-19 akan tercipta ‘New Normal’ atau perilaku manusia yang baru yang berbeda dan berubah dari perilaku sebelumnya (Old Normal) antara lain: lebih peduli terhadap kebersihan dengan selalu menggunakan masker untuk menutup mulut dan hidung saat bepergian dan selalu rutin mencuci tangan; lebih peduli terhadap kesehatan dengan menjaga kekebalan tubuh melalui olahraga teratur dan makan makanan bergizi; lebih membatasi pertemuan secara langsung dengan orang lain, baik itu dalam beribadah, belajar, bekerja dan berbelanja, dimana semua itu akhirnya lebih banyak dilakukan secara daring atau online; lebih menjaga jarak dengan orang lain saat menggunakan transportasi publik dan atau saat mengantri di perkantoran dan pertokoan.

Oleh: H. Alvy Pongoh, SE, MM (Dosen & Konsultan Transportasi & Logistik, Praktisi & Pemerhati Pariwisata, Anggota Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *